Rabu, 21 Mei 2014

Koin Keberuntungan -short version



*Ini cerita untuk ikutan kompetisi film pendek waktu tahun 2009 --Just a slice of pie, but enjoy anyway :)


            Seorang perempuan berambut hitam panjang dan kulit putih berjalan keluar kampus pada malam itu. Dia dipanggil Winry, singkatan dari Widia Anrini. Umurnya 21 tahun, dia pintar walaupun dia anak orang kaya. Tapi malam itu status kekayaannya mengundang sial.
Baru saja dia melangkah keluar dari gerbang kampus, tiba-tiba sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat didepannya. Sebelum sempat terkaget, dua orang bertampang seram keluar dari mobil dan seketika itu pula Winry dibawa masuk ke dalam mobil. Penjaga kampus yang melihat tidak luput dari kebrutalan dua orang itu –hanya sekali pukul sang penjaga langsung terkapar.

Rabu, 19 Oktober 2011

HANTU NYAMUK

by Iskandar F

PLOK! Rasa nyeri dan puas terasa bercampur aduk saat aku memukul tanganku sendiri, terasa nyeri sampai warna kulitku agak kemerahan tapi juga puas karena aku berhasil membunuh binatang pengganggu yang suka menghisap darahku setiap malam. Si nyamuk menyebalkan itu kini telah mati. Kubersihkan lenganku dari sisa darah nyamuk dan kubiarkan nyamuk itu jatuh ke lantai, bisa aku lihat berapa banyak mayat nyamuk-nyamuk yang sudah menjadi korbanku. Ada yang mati karena kutepuk dengan tanganku, tapi kebanyakan dari nyamuk-nyamuk ini mati karena senjata anti nyamukku yang paling mutakhir; raket listrik pembunuh nyamuk.

Sekali ayun, dua-tiga nyamuk teratasi. Makanya aku senang memakai raket semacam ini, walaupun ada bau gosong yang mengganggu saat kita selesai "menghukum" para nyamuk --tapi itu sepadan dengan hasil yang kita dapatkan. Nyamuk yang terakhir itu memang sengaja kupukul dengan tanganku sendiri, karena dia nyamuk terakhir yang tersisa di kamarku. Raketku sudah kutaruh di samping tempat tidurku, sekarang aku bisa istirahat dengan tenang --Saatnya mematikan lampu dan pergi tidur.

Lama setelah aku menutup mata berusaha untuk tidur, suara mendengung kembali terdengar dikupingku, 'nyamuk sialan itu masih ada?!' Spontan aku membuka mata, tetapi ada yang terasa aneh. Memang aku mematikan lampu kamarku, tapi rasanya kondisi kamarku tak pernah segelap ini --kemanapun mata memandang hanya hitam pekat yang terlihat. Aku bangkit dari tempat tidurku dan mencoba meraba-raba dinding, mencari tombol lampu... Tapi apa yang terjadi? Jangankan saklar lampu, dinding yang seharusnya ada di belakang tempat tidurku juga hilang! Kucoba mengelilingi tempat tidurku, tak ada sama sekali tembok di sana --seakan-akan aku berada di ruangan tanpa batas. Aku tak bisa menemukan batas kamarku, aku sudah sekitar sepuluh meter dari tempat tidurku dan tetap tak ada tembok dimanapun.

Jumat, 07 Januari 2011

SOLANISME

By Iskandar F
Gelapnya malam ini terasa membuat bulu kuduk merinding, apalagi dengan ditemani derasnya hujan yang turun. Betapa dingin dan gelapnya malam itupun tetap tak akan menghentikan niat para petugas polisi untuk melakukan tugasnya sekarang; sebuah kasus dimana sesosok mayat ditemukan dalam ruang yang terkunci rapat.
Lampu merah biru berkelap-kelip diiringi guyuran hujan deras, mobil polisi, ambulan dan kendaraan lain yang tidak berkepentingan pun ikut terparkir di luar rumah TKP tersebut. Para pemburu berita dan orang-orang yang sekedar ingin melihat --memenuhi area yang telah dikawal ketat oleh para polisi. Sesosok pria bertopi hitam menembus kerumunan orang-orang itu dari belakang, ia maju berdesak-desakkan hingga akhirnya mencapai tepat gerbang rumah tersebut. Dengan seenaknya ia mengangkat pita kuning tanda batas polisi dan memasuki tempat kejadian perkara, orang-orang berteriak agar ia tidak masuk --tapi salah satu petugas yang melihatnya langsung memberi hormat dan mempersilakan jalan kepadanya.
Pria bertopi hitam itu masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju ruangan tempat korban ditemukan. Saat dia melangkah masuk semua petugas berhenti sejenak dan melihat kearahnya, pria bertopi cuma mengangguk sedikit dan merekapun kembali pada pekerjaannya masing-masing.
"Pak Solan?" Pria bertopi menengok saat dipanggil oleh satu petugas wanita di sana. "Ini laporannya."

Minggu, 19 Desember 2010

Penulis Yang Bingung

by Egan_version1

Ini cerita tentang seorang penulis kaya yang hidupnya senang, tak pernah memikirkan kesusahan atau apapun, orang-orang yang melihatnya pasti menganggap bahwa sang penulis itu tak pernah punya masalah berarti yang pernah dia hadapi di dunia ini --dan mereka benar.
Suatu hari ia ingin menulis cerita, ia ingin membuat cerita yang bisa menyentuh hati para pembaca. Selagi ia termenung, pembantu rumahnya mengetuk kamar dan masuk untuk memberikan teh pagi hari. Si penulis berterima kasih, setelah itu si pembantu meninggalkan ruangan. Ia tak tahu apa yang mau ditulis, tapi sehabis melihat pembantunya, ia memutuskan untuk mencoba membuat cerita tentang orang miskin yang bercerita seperti ini:

Minggu, 12 Desember 2010

Monster Itu Teman (part 2)

By Egan_version1


'Tak ada manusia yang bisa melihat sosok monster ini, kecuali jika ajalnya sudah tiba.' Entah kenapa, kata-kata itu sekarang terngiang-ngiang di kepalaku.
Rika bergeser mendekat sampai pundak kanannya menyentuh lengan kiriku, sambil berbisik ketakutan dia berkata, "kita bisa melihatnya..."
Aku hanya diam --tentu saja Rika juga pernah mendengarnya-- cerita tentang monster ini, yang hanya akan memperlihatkan wujudnya pada saat-saat terakhir sebelum ia mencabik habis mangsanya --mangsanya, dengan kata lain, kami berdua.