Rabu, 19 Oktober 2011

HANTU NYAMUK

by Iskandar F

PLOK! Rasa nyeri dan puas terasa bercampur aduk saat aku memukul tanganku sendiri, terasa nyeri sampai warna kulitku agak kemerahan tapi juga puas karena aku berhasil membunuh binatang pengganggu yang suka menghisap darahku setiap malam. Si nyamuk menyebalkan itu kini telah mati. Kubersihkan lenganku dari sisa darah nyamuk dan kubiarkan nyamuk itu jatuh ke lantai, bisa aku lihat berapa banyak mayat nyamuk-nyamuk yang sudah menjadi korbanku. Ada yang mati karena kutepuk dengan tanganku, tapi kebanyakan dari nyamuk-nyamuk ini mati karena senjata anti nyamukku yang paling mutakhir; raket listrik pembunuh nyamuk.

Sekali ayun, dua-tiga nyamuk teratasi. Makanya aku senang memakai raket semacam ini, walaupun ada bau gosong yang mengganggu saat kita selesai "menghukum" para nyamuk --tapi itu sepadan dengan hasil yang kita dapatkan. Nyamuk yang terakhir itu memang sengaja kupukul dengan tanganku sendiri, karena dia nyamuk terakhir yang tersisa di kamarku. Raketku sudah kutaruh di samping tempat tidurku, sekarang aku bisa istirahat dengan tenang --Saatnya mematikan lampu dan pergi tidur.

Lama setelah aku menutup mata berusaha untuk tidur, suara mendengung kembali terdengar dikupingku, 'nyamuk sialan itu masih ada?!' Spontan aku membuka mata, tetapi ada yang terasa aneh. Memang aku mematikan lampu kamarku, tapi rasanya kondisi kamarku tak pernah segelap ini --kemanapun mata memandang hanya hitam pekat yang terlihat. Aku bangkit dari tempat tidurku dan mencoba meraba-raba dinding, mencari tombol lampu... Tapi apa yang terjadi? Jangankan saklar lampu, dinding yang seharusnya ada di belakang tempat tidurku juga hilang! Kucoba mengelilingi tempat tidurku, tak ada sama sekali tembok di sana --seakan-akan aku berada di ruangan tanpa batas. Aku tak bisa menemukan batas kamarku, aku sudah sekitar sepuluh meter dari tempat tidurku dan tetap tak ada tembok dimanapun.

Kamarku hanya kamar kecil, ukuran tiga kali empat meter. Bagaimana bisa aku tak menemukan tembok kamarku?!
Aku tak tahu apa yang terjadi, aku ingin mencoba berlari lebih jauh mencari tembok --tapi aku takut tak bisa kembali ke tempat tidurku. Setelah berpikir agak lama aku putuskan untuk kembali ke tempat tidurku. Aku berjalan menuju tempat tidurku di tempat yang gelap itu, tapi semakin ku berjalan ku merasa semakin menjauh tempat tidurku. Aku panik dan mulai berlari mendekati tempat tidurku tapi tempat tidur itu malah semakin cepat menjauh --hingga akhirnya tempat tidur itu menghilang dari pandanganku.

Apa yang terjadi? Aku mulai takut dan disaat aku merasakan bulu kudukku merinding, terdengarlah suara mendengung nyamuk. Tapi berbeda dengan yang tadi, tidak hanya satu tapi beberapa suara sekaligus menggangguku. Mereka melewati aku dengan cepat, dari arah belakang, dari samping dan dari atas maupun bawah. Ini suara, suara nyamuk yang kubenci --sekarang mereka mengerubungi aku di keadaan gelap begini? Ini mimpi buruk!

Aku tak bisa melihat apa-apa tapi suara mereka makin terdengar semakin kencang. Dari suaranya saja aku bisa tahu jumlah mereka amat banyak --suaranya pun semakin bising. Suara nyamuk yang terbang mengelilingi dan melewati kupingku secara tak kasat mata itu membuat kupingku sakit. Aku menutup mata sambil menutup rapat-rapat telingaku, karena tak tahan mendengar suara kepakan sayap mereka. Tak kuat lagi berdiri, aku langsung berlutut dan berteriak, "PEEEERGIIIIIIIIIII!!! JANGAN GANGGU AKU NYAMUK SIAL!!!!"

Perlahan-lahan suara-suara nyamuk itu menghilang, aku bisa mendengar suara engahan nafasku. Kulepas tanganku dari telinga, ternyata benar, suara nyamuk itu sudah tak terdengar. Tapi aku merasakan ada sesuatu yang terang berada didepanku, aku membuka mataku dan melihat --oh aku tak percaya ini!? Sesosok nyamuk yang besar --sebesar tubuhku-- sedang melayang terbang di depan mataku, tubuhnya terlihat transparan dan mengeluarkan sinar biru lembut yang menyala-nyala. Apa ini yang mereka sebut....arwah?

Satu langkah aku coba gerakkan untuk mendekati si hantu nyamuk tersebut, tapi si nyamuk itu berdengung dengan nada tinggi dan dalam sekejap aku terlempar ke atas. Saat aku melayang di udara aku merasakan sesuatu yang besar datang ke arahku --dengan penuh ketakutan aku melotot. Sebuah raket listrik yang berukuran lebih dari lapangan futsal, yang terlihat aliran listrik di sela-sela jaring besinya --datang berayun ke arahku dengan kencang!

UWAAAAAAAARRGHH!!!!!
Dengan cepat tubuhku terpukul raket raksasa yang teraliri listrik daya tinggi yang membuatku tersiksa --aku tak bisa berpikir, aku tak bisa bergerak sesuai kemampuanku, setruman ini menyengatku luar biasa tak tertahankan sakitnya. Aroma daging yang terbakar mulai tercium, tubuhku berasap karena setruman dari raket listrik ini --perasaan yang menyeramkan, terbakar karena listrik dan mencium aroma dagingmu yang terbakar.

Aku tak bisa bertahan, inikah akhir dari hidupku? Saat aku sudah ingin pasrah, aliran listrik di kawat besi itu mati dan aku terlempar jauh akibat dari ayunan raket raksasa tersebut. Aku mendarat --entah di mana-- dengan keras dan terguling-guling jauh di ruangan tanpa batas yang tak ada cahaya. Aku tergeletak tak berkutik, dengan asap keluar dari tubuhku selayaknya daging yang berbau gosong. Aku tak percaya apa yang baru terjadi; aku dipukul oleh raket listrik raksasa, aku bagaikan seekor nyamuk kecil yang baru saja dihantam raket listrik.

Sinar kebiruan melayang mendatangiku, si arwah nyamuk itu pasti merasa puas --karena dia sudah membalas perbuatanku dengan cara yang sama sebagaimana aku membantai bangsanya. Melayang tepat di depanku, aku harus mengadah ke atas untuk melihat si nyamuk karena aku tak bisa berdiri. Mata nyamuk yang tak jelas bola matanya itu menatapku, aku hanya bisa menatap balik dan menggeramkan gigiku. Nyamuk tak bisa berbicara, tapi aku tahu apa yang dia pikirkan; sekarang kau tahu bagaimana rasanya dipukul setengah mati dengan arus listrik --bahkan untuk kaummu, itu sangat tidak manusiawi.

Si arwah nyamuk itu mendekatkan wajahnya kepadaku, moncongnya yang berbentuk seperti jarum besar itu menusuk lenganku. ARGH! Sakit sekali! Sakitnya berkali lipat saat ukurannya cuma seujung kuku kelingkingku, aku cuma bisa menahan kesakitan ini dengan menggeretakkan gigiku. Tangan nyamuk itu sekarang mencoba mengangkat daguku, sesuatu terbesit dipikiranku --aku kumpulkan seluruh tenaga untuk meraih tangan nyamuk itu dengan kepalaku...dan menggigitnya! Spontan si nyamuk terlihat kesakitan. Rasakan itu! Aku takkan menyiksa kalian jika kalian tak menyiksaku seperti ini!!! Aku semakin keras menggigit tangan si nyamuk itu. Coba rasakan sakitnya digigit oleh makhluk lain!!

Tiba tiba si arwah nyamuk itu menjadi semakin membesar hingga rasanya aku cuma menjadi sebesar semut di hadapan si nyamuk ini. Tangan nyamuk yang tadinya bisa aku gigit sekarang sudah sebesar menara Monas. Dan si nyamuk mengangkat tangannya tinggi-tinggi, aku sudah tahu apa yang akan datang --nyamuk ini akan membunuhku dengan sekali tepukan tangan. Aku tak bisa berbuat apa-apa, aku hanya diam menunggu tangan nyamuk yang bergerak kencang ke arahku dan.....BLEGUM!!!

HUWAAAAAAAAAAH!!! Aku terbangun di kamarku dengan nafas yang terengah-engah, aku melihat ke sekeliling kamarku langsung coba berdiri dan menjangau saklar lampu. Ku berhasil menemukannya dan langsung menghidupkannya. Tempat ini benar-benar kamarku, aku menghela nafas lega --mimpi buruk, itu semua mimpi buruk. Aku kembali merebah ke tempat tidurku dan mengingat kembali kejadian tadi.

Aku berpikir lama, sampai aku akhirnya bangun dari tempat tidurku --sambil ku raih raket nyamuk yang ada di samping tempat tidurku. Aku langsung pergi ke gudang dan ku taruh raket listrik itu ke tempat yang susah dijangkau orang. Setelah selesai aku menutup kembali pintu gudang dan kembali ke kamarku.

Selamat tinggal raket listrik, sekarang aku hanya akan melawan para nyamuk itu dengan tanganku. Bersih dengan sekali pukul, tanpa menyiksa binatang malang yang hanya bisa hidup dari darah kita itu.

by Iskandar F

2 komentar: