Minggu, 19 Desember 2010

Penulis Yang Bingung

by Egan_version1

Ini cerita tentang seorang penulis kaya yang hidupnya senang, tak pernah memikirkan kesusahan atau apapun, orang-orang yang melihatnya pasti menganggap bahwa sang penulis itu tak pernah punya masalah berarti yang pernah dia hadapi di dunia ini --dan mereka benar.
Suatu hari ia ingin menulis cerita, ia ingin membuat cerita yang bisa menyentuh hati para pembaca. Selagi ia termenung, pembantu rumahnya mengetuk kamar dan masuk untuk memberikan teh pagi hari. Si penulis berterima kasih, setelah itu si pembantu meninggalkan ruangan. Ia tak tahu apa yang mau ditulis, tapi sehabis melihat pembantunya, ia memutuskan untuk mencoba membuat cerita tentang orang miskin yang bercerita seperti ini:
"Di suatu pinggiran perkotaan hiduplah sebuah keluarga miskin, Kakeknya miskin, bapaknya miskin, ibunya miskin, kakaknya miskin, adiknya miskin, sampai-sampai pembantu, tukang kebun dan supirnyapun miskin."
Dia terhenti sejenak, ia mem-print cerita yang sudah ia ketik di selembar kertas. Ia membacanya dan walau tak tahu apa yang salah dengan cerita yang ia tulis, tapi dia tahu cerita tersebut aneh --orang yang membaca pasti akan menertawainya. Merasa gagal, dia melipat-lipat kertas itu dan membuangnya ke tempat sampah.
'Cerita yang bagus adalah cerita berdasarkan pengalaman sendiri' katanya dalam hati.
Kemudian dia putuskan untuk bercerita tentang orang kaya yang jatuh cinta:
"Seorang kaya yang memiliki berbagai kemewahan di dunia ini, segala yang diimpikan orang --dia punyai. Hanya satu yang ia butuhkan, yaitu seorang kekasih yang akan menemaninya sepanjang hidup. Maka pergilah ia mencari seorang wanita untuk dijadikan pasangannya. Tak berapa lama ia keluar ia bertemu seorang wanita cantik sekali, dari paras hingga kelakuannya membuat ia jatuh cinta. Tanpa basa-basi ia melamar wanita itu dan langsung diterima. Akhirnya dia hidup bahagia selamanya dengan sang wanita pujaannya."
Sang penulis membacanya, memicingkan matanya, memiringkan kepalanya dan kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Haaaah....ternyata cerita hidupku sama sekali tidak menarik."
Dia melipat-lipat kertas itu dan membuangnya ke tempat sampah. Dia bersandar pada kursinya dan merenung. 'Haaa... aku tak punya masalah untuk diceritakan, apa yang mau kutulis kalau begini?'
Di kursinya itu dia mengawang-awang dalam pikirannya. Dari pagi sampai sore dia terus berpikir, merenung dan mencoba membuat sebuah cerita yang bagus. Setelah sangat lama berpikir akhirnya dia mulai menulis cerita dan mengetik dengan semangat.
Akhirnya dia membuat cerita seperti ini:
"Pada suatu hari, hiduplah seorang penulis dengan satu masalah. Masalahnya adalah dia tak punya masalah, tanpa masalah dia tak akan bisa membuat cerita. Maka dari itu dengan satu masalah yang dia punya, diapun mulai mengetik sebuah cerita yang bercerita seperti ini: 'Pada suatu hari, hiduplah seorang penulis dengan satu masalah. Masalahnya adalah dia tak punya masalah, tanpa masalah dia tak akan bisa membuat cerita. Maka dari itu dengan satu masalah yang dia punya, diapun mulai mengetik sebuah cerita yang bercerita seperti ini: 'Pada suatu hari, hiduplah seorang penulis...dan seterusnya, dan seterusnya....''"
Alhasil sang penulis terus mengetak-ngetik ketidakjelasan di laptopnya, dia tidak tahu cara menghentikan cerita tersebut, di mana akhir ceritanya harus ditaruh. Dia pusing, bingung, tak tahu ke mana arah ceritanya ini, lalu dia menjatuhkan kepalanya ke keyboard laptopnya. Dengan helaan nafas panjang, penulis yang bingung itupun menyerah, menutup laptopnya dan pergi tidur. Tapi dia membuat ketetapan dalam hatinya, esok ia akan mencoba lagi untuk membuat cerita --takkan berhenti menjadi penulis, walau sebingung apapun.

Jangan menyerah para penulis yang bingung, there's still a lot of stories to tell :)


by Egan_version1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar