by Iskandar F
PLOK! Rasa nyeri dan puas terasa bercampur aduk saat aku memukul tanganku sendiri, terasa nyeri sampai warna kulitku agak kemerahan tapi juga puas karena aku berhasil membunuh binatang pengganggu yang suka menghisap darahku setiap malam. Si nyamuk menyebalkan itu kini telah mati. Kubersihkan lenganku dari sisa darah nyamuk dan kubiarkan nyamuk itu jatuh ke lantai, bisa aku lihat berapa banyak mayat nyamuk-nyamuk yang sudah menjadi korbanku. Ada yang mati karena kutepuk dengan tanganku, tapi kebanyakan dari nyamuk-nyamuk ini mati karena senjata anti nyamukku yang paling mutakhir; raket listrik pembunuh nyamuk.
Sekali ayun, dua-tiga nyamuk teratasi. Makanya aku senang memakai raket semacam ini, walaupun ada bau gosong yang mengganggu saat kita selesai "menghukum" para nyamuk --tapi itu sepadan dengan hasil yang kita dapatkan. Nyamuk yang terakhir itu memang sengaja kupukul dengan tanganku sendiri, karena dia nyamuk terakhir yang tersisa di kamarku. Raketku sudah kutaruh di samping tempat tidurku, sekarang aku bisa istirahat dengan tenang --Saatnya mematikan lampu dan pergi tidur.
Lama setelah aku menutup mata berusaha untuk tidur, suara mendengung kembali terdengar dikupingku, 'nyamuk sialan itu masih ada?!' Spontan aku membuka mata, tetapi ada yang terasa aneh. Memang aku mematikan lampu kamarku, tapi rasanya kondisi kamarku tak pernah segelap ini --kemanapun mata memandang hanya hitam pekat yang terlihat. Aku bangkit dari tempat tidurku dan mencoba meraba-raba dinding, mencari tombol lampu... Tapi apa yang terjadi? Jangankan saklar lampu, dinding yang seharusnya ada di belakang tempat tidurku juga hilang! Kucoba mengelilingi tempat tidurku, tak ada sama sekali tembok di sana --seakan-akan aku berada di ruangan tanpa batas. Aku tak bisa menemukan batas kamarku, aku sudah sekitar sepuluh meter dari tempat tidurku dan tetap tak ada tembok dimanapun.